‘KARAKTERISTIK DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LANSKAP BUDAYA MELAYU SAMBAS DI KABUPATEN
SAMBAS PROPINSI KALIMANTAN BARAT’
‘Kabupaten Sambas’ terletak paling Utara dari Ibukota
Propinsi Kalimantan Barat. Desa-desa yang merupakan kesatuan masyarakat adat
melayu Sambas adalah terletak di Kecamatan Sambas. Jika dilihat dari sejarah
terbentuknya, nama Sambas tersebut maka dapat dikatakan suku bangsa yang
mendiami daerah Sambas adalah ‘suku Dayak’, ‘suku Melayu’ dan ‘suku Cina’. Kata
Sambas merupakan gabungan dari dua suku kata yaitu “Sam” berasal dari bahasa
Cina berarti tiga dan “Bas” yang berarti bangsa/ suku. Jadi Sambas berarti tiga
bangsa yaitu Dayak, Melayu dan Cina.
Kebudayaan masyarakat ‘melayu’ Sambas dapat dilihat
dari sistem kepercayaan atau religi dimana upacara yang bersifat tradisional
sudah tidak ada lagi karena sebagian besar masyarakat melayu Sambas beragama
islam dan hanya merayakan hari-hari besar agama islam. Sementara itu sistem
kekerabatan pada masyarakat melayu Sambas menganut sistem ‘bilinial’ atau ‘bilateral’
yaitu mengambil garis keturunan dari ayah dan ibu. Sistem kesenian dalam
masyarakat Melayu Sambas banyak terdapat jenis kesenian, oleh karena suku
melayu banyak yang memeluk agama islam, sehingga banyak yang dipengaruhi agama
islam. Kesenian tersebut terdiri dari seni sastra (zikir nazam, berzanji), seni
rupa (seni arsitektur, seni kerajinan, kaligrafi), seni pertunjukan yaitu seni
tari seperti tari tandak sambas dan tari radat serta seni music seperti
tanjidor dan tahar.
Tata guna lahan di Kabupaten Sambas secara umum
terdiri dari hutan, lahan pertanian (ladang, sawah dan perkebunan), kawasan
kerajaan serta kawasan permukiman. Dalam menata kawasan permukiman, masyarakat
melayu Sambas lebih memprioritaskan sistem kekeluargaan, dimana tempat tinggal
mereka dengan saudaranya saling berdampingan. Sehingga dalam sebuah desa atau
kelompok masyarakat dalam suatu kawasan merupakan satu kekeluargaan.
Elemen-elemen lanskap permukiman pada kawasan daerah
Melayu Kabupaten Sambas terdiri dari elemen fisik dan elemen non fisik. Dimana
elemen fisik terdiri dari batas wilayah, kuburan (makam), jalan dan sarana
lainnya, rumah tempat tinggal, kawasan pertanian, kawasan kerajaan, dan pasar.
Sementara itu elemen non fisik yang membentuk lanskap pada kawasan ini adalah
kawasan permukiman rakyat biasa dan kawasan kerajaan yang di pimpin oleh
seorang pangeran raja (Kesultanan Sambas).
Konsep ruang Sambas dapat dibagi menjadi ruang makro
dan ruang mikro. Ruang makro adalah wilayah keseluruhan dari kawasan Melayu
Sambas yang terdiri dari ruang hutan, ruang permukiman dan ruang pertanian.
Ruang hutan biasanya berada pada daerah perbukitan dengan topografi dan
kemiringan yang curam. Sedangkan daerah permukiman dan ruang pertanian berada
pada daerah yang landai dan datar. Ruang mikro adalah tata ruang rumah dan
perkarangannya. Masyarakat melayu Sambas pada umumnya memiliki perkarangan rumah
yang luas, sehingga dipekarangan rumah di tanam tanaman buah-buahan yang dapat
dimanfaatkan hasilnya untuk keperluan rumah tangga. Sementara itu pada kawasan
kerajaan kesultanan Sambas, bangunan rumah identik dengan warna kuning, serta
corak dan ukiran khas melayu Sambas.
Aktivitas masyarakat melayu Sambas pada bidang
pertanian merupakan upaya dan wujud dalam pengelolaan tatanan lanskap
pertanian. Sementara itu aktivitas masyarakat setelah panen biasanya mereka
berkunjung kekeraton kesultanan Sambas dimana istilah Sambas biasa disebut
dengan “Bayar Niat” untuk menyukuri atas rezeki yang mereka peroleh. Selain itu
aktivitas rutin pada kawasan kesultanan keraton Sambas mengadakan pameran
budaya hal ini merupakan upaya dalam mempertahankan kelestarian budaya lanskap
melayu Sambas.
Permasalahan yang mempengaruhi tatanan lanskap
budaya melayu Sambas dapat dilihat dari 2 faktor yaitu faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal adalah menyangkut kebijakan serta dukungan
dari pemerintah baik pemerintah kabupaten, propinsi maupun pemerintah pusat
terutama mengenai kelestarian budaya lanskap melayu Sambas, dikarenakan
kesultanan melayu Sambas merupakan satu kesatuan dengan kesultanan melayu
Brunai Darussalam dan Malaysia. Perlu adanya kebijakan dari pemerintah dalam
bidang kebudayaan dan pariwisata untuk memperkuat karakter budaya lanskap
Melayu sambas. Sementara faktor internal
yang dapat mempengaruhi tatanan lanskap budaya Melayu Sambas adalah dari
masyarakat pendatang dan sikap budaya masyarakat Melayu Sambas itu sendiri baik
yang ada di Sambas maupun diluar.
Baju Pengantin dan Baju adat Sambas
(Foto: Alfian)
(Dokumentasi Pribadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar